Archive for Februari 2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan
dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan,
karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses
pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak
dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan Perkembangan adalah peristiwa
perubahan biologis menuju kedewasaan yang tidak dapat dinyatakan dengan ukuran
tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan.
Perkecambahan
diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara,
maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji
yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya,
baik dari tanah maupun dari udara (dalam bentuk uap air ataupun embun). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tumbuhan. Salah
satu faktor yang sangat berpengaruh adalah faktor pencahayaan. Perbedaan tingkat
pencahayaan menghasilkan hasil yang berbeda pula.
Dalam
makalah ini, kami melaporkan hasil penelitian tentang pengaruh cahaya tersebut
terhadap perkecambahan
kacang hijau yang berjudul “Pengaruh
Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kecambah Kacang Hijau“,
dimana kita menggunakan dua tempat yang berbeda untuk melakukannya.
Tempat dengan tingkat cahaya yang cukup, dan tempat dengan tingkat cahaya yang
rendah.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang
didapat adalahApakah intensitas cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan kecambah kacang hijau?”
C. Tujuan
·
Untuk
pengaruh cahaya matahari perhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang
hijau.
·
Untuk
perbedaan tanaman kacang hijau yang diletakan diruang yang terkena sinar
matahari secara langsung, terkena cahaya melalui celah dan ruang yang sangat
sedikit cahayanya.
D. Manfaat
·
Dapat
pengaruh cahaya matahari perhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang
hijau
·
Dapat
perbedaan tanaman kacang hijau yang diletakan diruang yang terkena sinar
matahari secara langsung, terkena cahaya melalui celah dan ruang yang sangat
sedikit cahayanya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses hidup
yang selalu terjadi pada setiap makhluk hidup. Kedua istilah tersebut sering
diucapkan untuk pengertian yang sama. Padahal pertumbuhan dan perkembangan
memiliki pengertian yang berbeda satu sama lain. Pertumbuhan dapat diartikan
sebagai peningkatan ukuran yang bersifat permanent (tetap) dan tidak dapat
balik (Irrevisible), sedangkan perkemobangan adalah proses perubahan dalam
bentuk. Pada proses pertumbuhan selau terjadi peningkatan volume dan bobot
tubuh peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur. Perkembangan
pada tumbuhan diawalai sejak terjadi fertilisasi. Nama lain proses perkembangan
adalah morfogenesis. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali
dengan aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana
dan molekul kompleks (D.A. Pratiwi, 2000).
Awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji mengandung
potensi yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi individu yang baru, misalnya
embrio, cadangan makanan, dan calon daun (calon akar). Sebutir biji mengandung
satu embrio. Embrio terdiri atas radikula (yang akan tumbuh menjadi akar) dan
planula ( yang akan tumbuh menjadi kecambah). Cadangan Makanan bagi embrio
tersimpan dalam kotiledon yang didalamnya terkandung pati, protein, dan beberapa
jenis enzim. Kotiledon dikelilingi oleh bahan yang kuat, yang disebut testa.
Biji memiliki kandungan air yang sangat sedikit. Pada saat biji terbentuk, air
di dalamnya dikeluarkan sehingga biji mengalami dehidrasi. Akibat ketiadaan
air, biji tidak dapat melangsungkan proses metabolisme sehingga menjadi tidak
aktif (dorman). Dormansi biji sangat bermanfaat pada kondisi tidak nyaman
(suasana ekstrem, sangat dingin atau kering) karena struktur biji yang kuat
akan melindungi embrio agar tetap bertahan hidup (H. Marthin 2002)
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan
komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal
menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat
didalam biji misalnya radikula dan plumula. Proses penyerapan cairan pada biji
(imbibisi) terjadi melalui mikropil. Air yang masuk kedalam kotiledon
membengkak. Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya testa.
Awal perkembangan disahului aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase, dan
karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air. Enzim
protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asalm
amino digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi membrane sel dan
sitoplasma. Timbunan pati di uraikan menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa.
Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat
dinding sel bagi sel-sel yang baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dan
asam amino akan berdifusi ke embrio. Semua proses tersebut memerlukan energi.
Biji memperoleh energi melalui pemecahan glukosa saat proses respirasi.
Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan pati menyebabkan biji kehilangan
bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun
pertama membuka dan mulai melakukan fotosintesis (http://www.wikipedia.com,
2012)
Tipe perkecambahan berdasarkan posisi kotiledon dalam
proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal
adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar
menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya.
Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapra. Perkembangan biji berhubungan dengan
aspek kimiawi. Proses tersebut meliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi,
sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan
terlarut dan hormone ke daerah titik tumbuh atau daerah lainnya, serta
asimilasi (fotosintetisung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang,
akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan
tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal
ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanah (http://www.google.com,
2012)
Pertumbuhan terdiri atas pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder, primer adalah pertumbuhan yang memanjang baik yang
terjadi pada ujung akar maupun ujung batang. Pertumbuhan primer dapat diukur
secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan alat auksanometer. Pertumbuhan sekunder adalah
pertumbuhan yang dapat menambah diameter batang. Pertumbuhan sekunder merupakan
aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus.
Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, Faktor eksternal/lingkungan merupakan
faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan .Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan
adalah sebagai berikut: Air dan mineral, suhu, kelembaban, dan cahaya. Faktor
Internal yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan (Karmila, dkk, 2006).
Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi
yang nantinya digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam
proses pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai
penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya
dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga,
proses perkecambahan yang diletaan di tempat yang gelap akan menyebabkan
terjadinya etiolasi (Daroji, 2007).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian
Paktikum Ini dilaksanakan pada 10-16
September 2012. Penelitian ini bertempat di ruang
kelas XII.IA-1 SMAN 1 Sampara, Jl. Poros Kendari-Kolaka
km.21, Kec. Sampara, Kab. Konawe, Sulawesi Tenggara.
B. Alat dan Bahan
a. Gelas
aqua bekas 20 buah,
b. Kacang
hijau,
c. Mistar/penggaris,
d. Alat
tulis menulis,
e. Kardus
bekas.
C. Prosedur Kerja
a. Menyiapkan
gelas aqua 20 buah dan masukkan tanah gembur didalam masing-masing gelas aqua.
b. Memasukkan
kacang hijau di dalam masing-masing tumpukan tanah dalam gelas aqua.
c. Meletakkan
pada tiap-tiap 10 gelas aqua kacang hijau di tempat yang terang dan gelap.
d. Untuk
objek ditempat gelap diberi perlakuan dengan menggunakan kardus yang telah
dilubang pada bagian atasnya.
e. Mengamati
pertumbuhan kacang hijau tersebut lalu mengukur menggunakan mistar dalam satuan (mm) dengan
cara vertikal ke atas, lalu mencatat dalam bentuk tabel.
f. Melakukan
pengamatan dengan cara mengukur panjang/tinggi tanaman (biji kacang hijau )
setiap hari selama 7 hari berturut-turut, catat dan tuliskan hasil pengamatan
ke dalam tabel.
.
BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A . Hasil Penelitian
·
Tabel Pengamatan
Pada Tanaman Kacang Hijau ditempat Terang
Nomor
Percobaan
|
Ukuran perhari dalam
(mm)
|
Rata - Rata
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
A1
|
20
|
25
|
40
|
70
|
70
|
100
|
105
|
61,42
|
A2
|
30
|
55
|
60
|
51
|
51
|
90
|
100
|
62,42
|
A3
|
11
|
13
|
34
|
58
|
58
|
67
|
70
|
44,42
|
A4
|
10
|
25
|
41
|
68
|
68
|
90
|
95
|
56,71
|
A5
|
19
|
23
|
29
|
38
|
38
|
60
|
60
|
57,71
|
A6
|
13
|
34
|
35
|
62
|
62
|
85
|
100
|
55,85
|
A7
|
10
|
45
|
50
|
62
|
62
|
90
|
95
|
59,14
|
A8
|
10
|
26
|
45
|
42
|
42
|
75
|
83
|
46,14
|
A9
|
9
|
10
|
22
|
60
|
60
|
105
|
130
|
56,57
|
A10
|
6
|
7
|
25
|
38
|
38
|
52
|
70
|
33,71
|
Rata- Rata
|
53,40
|
- Tabel Pengamatan Pada Tanaman Kacang hijau Ditempat Gelap
Nomor
Percobaan
|
Ukuran perhari dalam
mm
|
Rata - Rata
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
B1
|
13
|
28
|
35
|
50
|
50
|
115
|
160
|
64,42
|
B2
|
20
|
41
|
50
|
90
|
90
|
130
|
150
|
81,57
|
B3
|
17
|
28
|
62
|
105
|
105
|
160
|
160
|
91
|
B4
|
44
|
35
|
37
|
60
|
60
|
140
|
235
|
87,28
|
B5
|
11
|
38
|
65
|
106
|
106
|
140
|
155
|
88,71
|
B6
|
17
|
24
|
40
|
76
|
76
|
110
|
175
|
74
|
B7
|
25
|
44
|
72
|
129
|
129
|
162
|
170
|
104,4
|
B8
|
31
|
47
|
75
|
170
|
170
|
170
|
175
|
119,7
|
B9
|
30
|
49
|
56
|
70
|
70
|
70
|
91
|
63,71
|
B10
|
14
|
29
|
38
|
66
|
66
|
66
|
109
|
61,71
|
Rata – Rata
|
83,65
|
B. Pembahasan
Tumbuhan
yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan
lambat karena jika auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang
tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja
auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan
menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau
yang disebut dengan fototropisme. Untuk membedakan tanaman yang memiliki
hormone yang banyak atau sedikit kita harus mengetahui bentuk anatomi dan
fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk mengetahuinya. sedangkan
untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap diantaranya : Untuk tanaman yang
diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu
tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak
dihambat oleh sinar matahari. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat
yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan
tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan
juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin
dihambat oleh sinar matahari.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan di
antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri
dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk proses perkecambahan
banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain
ikut mempengaruhi. Menurut leteratur perkecambahan di pengaruhi oleh hormon
auxin , jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap maka akan tumbuh
lebih cepat namun bengkok, hal itu disebabkan karena hormon auxin sangat peka
terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang
perkecambahan akan terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan
pengaruh hormon auxin yang aktif secara merata ketika terkena cahaya. Sehingga
di hasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas.
Berdasarkan tabel hasil pengamatan pada perkecambahan
kacang hijau ditempat terang selama 7 hari ( 1 minggu ) rata – rata
pertumbuhannya yaitu 53,40 mm perhari. Pada pengamatan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kacang hijau ditempat terang, daunnya lebat,lebar dan
tebal, batangnya kokoh dan tegak,
warnanya hijau, rata – rata pertumbuhannya
68,82 mm perhari.
Dari hasil pengamatan tanaman kacang panjang ditempat
gelap selama 7 hari ( 1 minggu) rata – rata pertumbuhannya 83,65 mm per hari.Dari pengamatan yang dilakukan
pada tanaman kacang panjang ditempat gelap, daunnya sedikit, lemah, tipis,
batangnya lemah, bengkok kearah lubang cahaya, berwarna pucat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa :
1. Tanaman
yang terkena cahaya matahari secara langsung atau tanaman yang berada ditempat
terang pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebih lebar & tebal, berwarna
hijau, batang tegak, kokoh.
2. Tanaman
yang terkena cahaya melalui celah-celah atau di tempat gelap pertumbuhannya
lebih cepat dibanding pertumbuhan kacang hijau di tempat terang, daunnya pucat,
daunnya sedang atau tidak lebat, berwarna hijau, batang menuju arah datangnya
cahaya, batang tidak kokoh.
3. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan di
antaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya,
kelembapan, suhu, air, dan hormon. Proses
perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormone.
B.
Saran
Adapun saran yang dapat kami
berikan selama melakukan percobaan ini, yaitu :
1. Sebelum
melakukan percobaan, hendaknya kecambah yang akan digunakan direndam terlebih
dahulu didalam air untuk memecah dormansi dari biji kacang itu sendiri.
2. Sebaiknya
percobaan dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar terlihat lebih jelas dan
lebih detail dalam menyimpulkan perbedaan antara tumbuhan yang cukup terkena cahaya secara langsung, dan
yang sedikit terkena cahaya.
DAFTAR
PUSTAKA
D.A.Pratiwi, dkk. 2000. Buku Penuntun Biologi SMU kelas 2.
Jakarta: Erlangga.
.
Daroji,
Haryati. 2007.
Sains Biologi 2. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
H. Marthin. 2002. Belajar
Biologi untuk SLTP Kelas I. Jakarta:
pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Karmila, dkk. 2006.
possible Biologi untuk SMA XII semester
ganjil. Nganjuk: PT.
Temprina Media Grafika.
http://www.wikipedia.com,
diakses pada tanggal 29 September 2012
http://www.google.com
diakses pada tanggal 29 September 2012