Posted by : Unknown
Senin, 10 Februari 2014
Product Life Cycle
Dalam dunia
bisnis, dikenal suatu istilah yang disebut daur hidup produk atau Product
Life Cycle (PLC). Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting
yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti
halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup.
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang
menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik
dari pasar.
Setiap
produk memiliki masa daur hidup produk yang berbeda. Produk elektronik biasanya
memiliki rentang waktu yang sempit alias cepat mati sedangkan produk seperti
makanan dapat bertahan lebih lama. Contohnya handphone Nokia tipe tertentu akan
dibatasi jumlah yang dibuat dalam beberapa tahun, lalu membuat tipe hp lainnya.
Minuman Aqua sudah puluhan tahun memimpin pasar dan masih berada dalam kondisi
antara pertumbuhan dengan dewasa.
Langkah /
Tahap Dalam Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)
1. Tahap Perkenalan / Introduction
Pada tahap
ini produk baru lahir dan belum ada target konsumen yang tahu sehingga
dibutuhkan pengenalan produk dengan berbagai cara kepada target pasar dengan
berbagai cara.
2. Tahap Pertumbuhan / Growth
Ketika
berada pada tahap tumbuh, konsumen mulai mengenal produk yang perusahaan buat
dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan promosi
yang kuat. Akan semakin banyak penjual dan distributor yang turut terlibat
untuk ikut mengambil keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar.
3. Tahap Kedewasaan / Maturity
Di tahap
dewasa produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan ditandai dengan tidak
bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap di titik tertentu
dan jumlah keuntungan yang menurun serta penjualan cenderung akan turun jika
tidak dibarengi dengan melakukan strategi untuk menarik perhatian konsumen dan
para pedagang. Karena sudah banyak pesaing, para pedagang mulai meninggalkan
persaingan dan yang baru tidak akan banyak terlibat karena jumlah konsumen yang
tetap dan cenderung turun.
4. Tahap Penurunan / Decline
Pada kondisi
decline, produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih ke produk
lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan
pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati.
B.
TAHAPAN-TAHAPAN
SIKLUS HIDUP PRODUK (PLC)
Setiap produk biasanya memiliki masa daur hidup yang
berbeda, kenaikan maupun penurunan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Berikut merupakan tahapan-tahapan siklus hidup sebuah produk, yaitu :
1.
Tahap
perkenalan (Introduction)
Tahap perkenalan adalah sebuah tahap awal perusahaan
dalam memperkenalkan produknya kepada konsumen. Pada tahap ini, barang mulai
dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi.
Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru), karena masih berada
pada tahap permulaan. Ciri-ciri umum tahap ini adalah penjualan yang masih
rendah, volume pasar berkembang lambat (karena tingginya market resistance),
tingkat kegagalan relatif tinggi, banyak melakukan modifikasi produk dalam
pengujian dan pengembangannya (karena problem yang timbul tidak seperti yang
diramalkan dan mungkin pula disebabkan pemahaman yang keliru tentang pasar),
biaya produksi, promosi dan pemasaran sangat tinggi, serta distribusi yang
masih terbatas.
Untuk melalui tahapan ini diperlukan kerja keras dan
kesabaran yang sangat tinggi, agar produk yang dihasilkan dapat diterima oleh
konsumen.
Dalam tahapan ini, juga terdapat beberapa strategi
yang biasa diterapkan oleh perusahaan, diantaranya yaitu:
a.
Strategi
menyaring cepat (Rapid Skimming Strategy)
Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan
harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin, serta
dengan melakukan promosi yang gencar untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas
produk walau harganya mahal. Cara ini biasanya dipakai untuk mempercepat
penyaringan pasar.
b. Strategi
menyaring lambat (Slow Skimming Strategy)
Strategi dijalankan dengan menetapkan harga yang
tinggi untuk memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin dan promosi yang
rendah agar biaya pemasaran tidak terlalu tinggi. Strategi ini akan berhasil
jika besarnya pasar terbatas, sebagian besar konsumen mengetahui keberadaan
produk, konsumen mau membeli dengan harga tinggi, dan pesaing potensial belum
muncul.
c.
Strategi
penetrasi cepat (Rapid Penetration Strategy)
Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang
rendah dan promosi yang agresif. Tujuan dari strategi ini adalah untuk
memperoleh penerimaan pasar yang cepat dan memperoleh mangsa pasar yang besar.
Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas, konsumen belum mengetahui
keberadaan produk, konsumen sangat peka terhadap harga, dan terdapat indikasi
persaingan potensial yang besar.
d. Strategi
penetrasi lambat (Slow Penetration Strategy)
Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang
rendah untuk memperoleh penerimaan yang besar dari konsumen dan promosi yang
rendah agar biaya pemasaran tidak membengkak. Keberhasilan strategi ini
biasanya harus didukung dengan pasar yang sangat luas, konsumen mengetahui
keberadaan produk, konsumen peka terhadap harga, dan persaingan potensial
sangat rendah.
2.
Tahap
pertumbuhan (Growth)
Jika produk baru menarik perhatian dan cukup memuaskan
konsumen, penjualan mulai menanjak secara cepat. Selama tahapan ini, produk
mulai memperlihatkan laba, pesaing juga mulai mengikuti, mengeluarkan produk
versi mereka. Tahap ini sendiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Pertumbuhan cepat (Rapid growth)
Tahap rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya
tingkat penjualan perusahaan dengan cepat karena produk telah diterima dan
diminta oleh pasar. Tidak semua produk baru dapat mencapai tahap ini, bahkan
tidak sedikit produk baru yang gagal di tahap awal. Namun jika produk baru itu
berhasil, sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka keadaan ini akan menarik
pesaing untuk memasuki industri tersebut dengan produk tiruan. Strategi
pemasaran pada tahap ini ditujukan terutama untuk membangun pasar yang kuat dan
mengkhususkan distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas
untuk menarik segmen pasar baru.
b. Pertumbuhan lambat (Slow growth)
Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan
pertumbuhan yang semakin menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena
produk perusahaan telah digunakan oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan
menyebabkan perusahaan mulai memperbarui produknya agar dapat mempertahankan
penjualannya. Pada umumnya dilakukan usaha modifikasi produk dengan
menyempurnakan model (style improvement) guna memantapkan posisi produknya di
pasar. Laba akan semakin sulit diperoleh perusahaan dan penyalur karena
persaingan harga akan cenderung menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin
banyak yang keluar dari pasar disebabkan oleh semakin berkurangnya
keuntungan/daya tarik industri. Contoh produk elektronik yang ada pada tahap
ini adalah laptop dimana pasar laptop saat ini sedang tumbuh pesat.
Adapun strategi yang harus dilakukan dalam tahapan
ini, yaitu:
·
Meningkatkan
kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru dan gaya yang lebih
baik.
·
Perusahaan
menambahkan model – model baru dan produk – produk penyerta (yaitu, produk
dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi produk utama)
·
Perusahaan
memasuki segmen pasar baru.
·
Perusahaan
meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi yang baru.
·
Perusahaan
beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product awareness
advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (product preference
advertising)
·
Perusahaan
menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga dilapisan
berikutnya.
3.
Tahap
kedewasaan (Maturity)
Tahap kedewasaan merupakan titik puncak kejayaan
perusahaan yang ditunjukan dengan peningkatan volume penjualan yang sangat
tinggi. Pada tahap ini produk perusahaan sudah dikenal dengan baik oleh
konsumen, sehingga usaha promosi amat sedikit peranannya dalam meningkatkan
atau menambah volume penjualan.
Tetapi, penjualan dalam tahap ini sangat sensitif
terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin tersegmentasi, sehingga untuk
masing-masing segmen diperlukan promosi yang berbeda dengan lainnya.
Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:
a. Kedewasaan pertumbuhan (Growth
maturity)
Yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang
disebabkan oleh dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru
yang bisa ditambah.
b. Kedewasaan stabil (stable maturity)
Yaitu penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh
jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang
ditawarkan perusahaan.
c. Kedewasaan mengusang (decaying
maturity)
Yaitu penjualan mulai menurun dan konsumen mulai
bergerak ke produk lain atau produk substitusi.
Dalam tahap kedewasaan terdapat beberapa strategi
pemasaran, yaitu:
a. Perusahaan
meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan lebih berkonsentrasi sumber
daya pada produk yang lebih menguntungkan dan pada produk baru.
b. Memodifikasi
pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar untuk merek yang mapan.
c.
Perusahaan
mencoba menarik konsumen yang merupakan pemakai produknya.
d. Menggunakan
strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement) yaitu bertujuan
menambah keistimewaan baru yang memperluas keanekagunaan, keamanan atau
kenyaman produk.
e. Strategi
defensif dimana perusahaan untuk mempertahankan pasar yang mana hasil dari
strategi ini akan memodifikasi bauran pemasaran.
f.
Strategi
peningkatkan mutu yang bertujuan meningkatkan kemampuan produk, misalnya daya
tahan, kecepetan, dan kinerja produk.
g.
Strategi
perbaikan model yang bertujuan untuk menambah daya tarik estetika produk
seperti model, warna, kemasan dan lain – lain.
h. Menggunakan
take-off strategy yang mana marupakan salah satu strategi yang digunakan untuk
mencapai fase penerimaan konsumen baru, strategi ini dapat memperbaharui
pertumbuhan pada saat produk masuk dalam kematangan.
Contoh produk elektronik yang ada pada tahap ini adalah handphone. Penjualan handphone saat ini mencapai posisi tertinggi dan mulai tergerus oleh teknologi yang lain.
Contoh produk elektronik yang ada pada tahap ini adalah handphone. Penjualan handphone saat ini mencapai posisi tertinggi dan mulai tergerus oleh teknologi yang lain.
4.
Tahap
penurunan (Decline)
Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah
penurunan merupakan gejala tahap decline dalam PLC. Penurunan penjualan ini
disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar, produk substitusi
diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar negeri), dan perubahan
teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir PLC ini. Namun
perlu diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan
dan kelemahan perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan.
Alternatif-alternatif tersebut di antaranya adalah :
a.
Menambah
investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik.
b. Mengubah
produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk.
c.
Mencari
pasar baru.
d. Tetap pada
tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian industri dapat
diatasi.
e. Mengurangi
investasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan konsumen yang
kurang menguntungkan, tetapi menambah investasi untuk kelompok kecil konsumen
yang masih setia dan menguntungkan.
f.
Harvesting
strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai dengan cepat.
g.
Meninggalkan
bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.
Selain alternatif diatas, dalam tahap
penurunan juga terdapat beberapa strategi, yaitu:
a.
Memperbarui
barang (dalam arti fungsinya).
b. Meninjau
kembali dan memperbaiki program pemasaran serta program produksinya agar lebih
efisien.
c.
Menghilangkan
ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d. Menghilangkan
sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.
e. Meninggalkan
sama sekali barang tersebut.
Contohnya, produk elektronik yang sedang mengalami
penurunan adalah CPU atau personal komputer yang saat ini digantikan oleh
laptop.